Pengertian Manajemen
Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Kata manajemen berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti “mengendalikan,” terutamanya “mengendalikan kuda” yang berasal dari bahasa latin manus yang berati “tangan”. Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang berarti “kepemilikan kuda” (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia.
Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Mary Parker Follet, mendefinisikan manajemen: sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen: sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman.
Selanjutnya, bila kita mempelajari literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu :
1. Manajemen sebagai suatu proses.
2. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen.
3. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science).
Menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda definisi yang diberikan oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna definisi manajemen menurut pengertian yang pertama itu, dikemukakan tiga buah definisi.
Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dimana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi. Selanjutnya, Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama.
Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen. Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu pengetahuan. Mengenai inipun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya kedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya. Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
Manajemen juga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dalam kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen. Menurut Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Definisi dari mary ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang perlu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri. Itulah manajemen, tetapi menurut Stoner bukan hanya itu saja. Masih banyak lagi sehingga tak ada satu definisi saja yang dapat diterima secara universal.
Menurut James A.F.Stoner, manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari gambaran di atas menunjukkan bahwa manajemen adalah Suatu keadaan terdiri dari proses yang ditunjukkan oleh garis (line) mengarah kepada proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, yang mana keempat proses tersebut mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai suatu tujuan organisasi.
Unsur - Unsur Manajemen
Manajemen sering juga diartikan sebagai suatu proses pemberian pimpinan dan bimbingan serta fasilitas - fasilitas dalam suatu kegiatan kerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu, dalam kegiatan manajemen selalu memerlukan fasilitas - fasilitas atau sarana - sarana, serta alat - alat kerja yang juga disebut sebagai unsur - unsur manajemen.
Unsur - unsur manajemen lebih dikenal dengan istilah "6M" dalam manajemen atau "The Six M's in Management". Unsur - unsur ini merupakan bagian terpenting dan mutlak harus ada manajemen, baik dalam rangka proses pencapaian tujuan secara keseluruhan atau pencapaian tujuan dari masing - masing pelaksanaan fungsi manajemen.
Unsur - unsur manajemen yang dikenal dengan 6M terdiri atas :
a. Man (Manusia)
Manusia merupakan unsur yang utama dalam manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Manusia berperan untuk melaksanakan beberapa aktivitas untuk mencapai tujuan, misalnya dalam kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan. Sarana manusia ini dalam organisasi biasa disebut Sumber Daya Manusia (SDM). Kualitas SDM sangat menentukan keberhasilan organisasi, karena manajemen tidak akan mungkin dapat mencapai tujuannya tanpa ada manusia.
b. Money (Uang)
Berbagai kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan membutuhkan uang. Uang digunakan untuk pendirian perusahaan, pembayaran upah tenga kerja, membeli berbagai peralatan dan bahan baku, biaya transportasi, dan sebagainya. Uang sebagai sarana manajemen harus digunakan secara efisien dan efektif agar tujuan tercapai dengan biaya serendah mungkin.
c. Material (Bahan Baku)
Bahan baku digunakan sebagai bahan dasar yang digunakan dalam proses produksi. Contohnya yaitu pada perusahaan pakaian. Perusahaan pakaian akan membutuhkan bahan - bahan seperti kain, benang, kancing baju, dan sebagainya untuk menghasilkan pakaian. Bahan mentah tersebut akan diproses secara efisien dan efektif. Pada umumnya perusahaan membeli bahan baku dari pihak lain, misalnya supplier, dengan harga yang termurah.
d. Machine (Mesin)
Mesin merupakan salah satu bentuk kemajuan teknologi yang dapat mempermudah pekerjaan manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat menyebabkan penggunaan mesin semakin meningkat. Penggunaan mesin dalam kegiatan perusahaan dapat membuat proses produksi atau kegiatan yang terkait dengan tujuan organisasi lebih efisien.
e. Methods (Metode)
Metode adalah cara untuk melakukan agar berdaya guna dan berhasil guna. Metode kerja yang tepat dapat memperlancar jalannya usaha. Agar kegiatan yang dilakukan dapat efektif dan efisien maka diperlukan berbagai alternatif metode untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pemilihan metode yang tepat akan menentukan tercapainya tujuan. Masing - masing metode memiliki daya guna dan hasil guna yang berbeda.
f. Market (Pasar)
Pasar merupakan tempat untuk melakukan kegiatan memasarkan hasil produksi dari suatu kegiatan usaha. Penguasaan pasar untuk menyebarkan hasil produksi agar sampai ke tangan konsumen merupakan unsur yang menentukan dalam kegiatan manajemen pada umumnya.
Fungsi Manajemen terdiri atas 4 fungsi yang utama manajemen, yaitu :
Planning ( fungsi perencanaan )
Organizing ( fungsi pengorganisasian)
Directing ( pengarahan )
Controlling ( pengendalian )
Didalam perusahaan, untuk memperoleh hasil manajemen secara maksimal, para manajer didalam perusahaan haruslah mampu menguasai seluruh fungsi manajemen yang ada.
Fungsi Fungsi Manajemen
Fungsi Fungsi manajemen menurut para ahli secara umum memiliki kesamaan semisal fungsi manajemen menurut henry fayol ataupun menurut gr terry menyatakan ada 4 fungsi yang utama dari sebuah manajemen, Perencanaan - Pengorganisasian - Pengarahan - Pengendalian.
Planning (Fungsi Perencanaan)
Planning merupakan suatu aktivitas menyusun, tujuan perusahaan lalu dilanjutkan dengan menyusun berbagai rencana-rencana guna mencapai tujuan perusahaan yang sudah ditentukan. Planning dilaksanakan dalam penentuan tujuan organisasi scara keseluruhan dan merupakan langkah yang terbaik untuk mencapai tujuannya itu. pihak manajer mengevaluasi berbagaii rencana alternatif sebelum pengambilan tindakan kemudian menelaah rencana yang terpilih apakah sesuai dan bisa dipergunakan untuk mencapai tujuan. Perencanaan adalah proses awal yang paling penting dari seluruh fungsi manajemen, karena fungsi yang lain tak akan bisa bejalan tanpa planning.
Ada beberapa aktivitas dalam fungsi perencanaan
Menetapkan arah tujuan serta target bisnis
Menyusun strategi dalam pencapaian tujuan dan target tersebut
Menentukan sumber daya yang dibutuhkan
Menetapkan standar kesuksesan dalam pencapaian suatu tujuan dan target bisnis Pembagian perencanaan
Perencanaan (planning) dari sudut pandang jenjang manajemen bisa dibagi beberapa jenjang:
Top Level Planning (perencanaan jenjang atas), perencanaan dalam jenjang ini bersifat strategis. memberikan petunjuk umum, rumusan tujuan, pengambilan keputusan serta memberikan pentunjuk pola penyelesaian dan sifatnya menyeluruh. top level planning ini penekanannya pada tujuan jangka panjang organisasi dan tentu saja menjadi tangung-jawab manajemen puncak.
Middle Level Planning (perencanaan jenjang menengah), dalam jenjang perencanaan ini sifatnya lebih administratif meliputi berbagai cara menempuh tujuan dari sebuah perencanaan dijalankan. dan tanggungjawab perencanaan level ii berada pada manajemen menengah
Low Level Planning (perencanaan jenjang bawah) perencanaan ini memfokuskan diri dalam menghasilkan sehingga planing ini mengarah kepada aktivitas operasional. dan perencanaan ini menjadi tanggung-jawab manajemen pelaksana
Berikut syarat syarat perencanaan yang baik, selayaknya memenuhi beberapa hal berikut:
Mempunyai tujuan yang jelas
Sederhana, tidak terlalu sulit dalam menjalankannya
Memuat analisa pada pekerjaan yang akan dilakukan
Fleksibel, bisa berubah mengikuti perkembangan yang terjadi
Mempunyai keseimbangan, tanggung jawab dan tujuan yang selaras ditiap bagian
Mempunyai kesan sesuatu yang dimliki tersedia dan bisa dipergunakan dengan efektif serta berdaya guna
Manfaat dari Planning
Bisa membuat pelaksanan tugas jadi tepat serta aktivitas tiap unit akan terorrganisasi ke arah tujuan yang sama
Dapat menghindari kesalahan yang mungkin akan terjadi
Memudahkan pengawasan
Dipergunakan sebagai pedoman dasar dalam menjalankan aktivitas
Organizing (Fungsi Pengorganisasian)
Organizing adalah suatu aktivitas penagturan dalam sumber daya manusia dan sumber daya fisik yang lainnya yang dimiliki oleh perusahaan untuk bisa melaksanakan rencana yang sudah ditetapkan dan mencapai tujuan utama perusahaan. Dalam bahasa yang lebih sederhana organizing merupakan seluruh proses dalam mengelompokkan semua orang, alat, tugas tanggung-jawab dan wewenang yang dimiliki sedemikian rupa hingga memunculkan kesatuan yang bisa digerakkan dalam mencapai tujuan.
Organizing dapat membuat manajer mudah dalam melaksanakan pengawasan serta penentuan personil yang diperlukan untuk menjalankan tugas yang sudah dibagi bagi. pengorganisasian bisa dijalankan dengan menetukan tugas apa yg harus dikerjakan, siapa personil yang menjalankannya, bagaimana tugasnya dikelompokkan, siapa yang harus bertanggung jawab terhadap tugas tersebut. dibawah ini adalah aktivitas aktivitas yang ada dalam Organizing (fungsi pengorganisasian)
Mengalokasikann sumber daya, menyusun dan menetapkan tugas-tugas serta menetepkan prosedur yang dibutuhkan
Menetapkan strukutur perusahaan yang menujukan adanya garis kewenangan serta tanggung-jawab
Aktivitas perekrutan, menyeleksi orang, pelatihan serta pengembangan tenaga kerja
Aktivitas penempatan tenaga kerja dalam posisi yang pas dan paling tepat.
Ada beberapa Unsur dalam organizing perusahaan:
Seklompok orang yang diarahkan bekrja sama
Melakukan aktivitas yang sudah ditetapkan
Aktivitas diarahkan guna mecapai tujuan
Beberapa manfaat organizing antara lain
Memungkinkan untuk pembagian atas tugas tugas yang sesuai dengan kondisi perusahaan
Menciptakan spesialisasi saat menjalankan tugas
Personil dalam perusahaan mengetahui tugas apa yang akan dijalankan untuk mencapai tujuan
Dan ini beberapa fungsi dari organizing
Pendelegasian wewenang didalam manajemen atas (puncak) kepada manajemeen pelaksana
Ada pembagian tugas yg jelas
Mempunyai manajer puncak yang profesional guna mengkoordinasikan semua aktivitas.
Directing (Fungsi Pengarahan)
Directing alias fungsi pengarahan merupakan fungsi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja dengan optimal dan menciptakan suasana lingkungan kerja yang dinamis, sehat dan yang lainnya. Ada beberapa aktivitas yang dilakukan pada fungsi pengarahan:
Mengimplementasikan suatu proses kepemimpinan, penbimbingan, dan memberikan motivasi kepada pekerja suapay bisa bekerja dengan efektif serta efisien dalam mencapai tujuan yang ditetapkan
Memberi tugas serta penjelasan secara rutin tentang pekerjaan
Menjelaskan semua kebijakan yang sudah ditetapkan
Controlling (Fungsi Pengendalian / Pengawasan)
Controling merupakan kegiatan dalam menilai suatu kinerja yang berdasarkan pada standar yang sudah dibuat perubahan atau suatu perbaikan apabila dibutuhkan. aktivitas dalam fungsi pengendalian ini misalnya:
Mengevaluasii keberhasilan dalam proses mencapai tujuan dan target mengikuti indikator yang sudah ditetapkan
Menempuh langka klarifikasi serta koreksi atas terjadinya penyimpangan yang ditemukan
Memberi alternatif solusi atas masalah yang terjadi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan
Controlling atau fungsi pengawasan bisa berjalan dengan efektif jika hal hal ini diperhatikan:
Routing (jalur), manajer harus bisa menetapkan cara atau jalur guna bisa mengetahui letak diaman sesuatu sering terjadi suatu kesalahan
Scheduling (Penetapan waktu), dalam penetapan waktu, manajer harus bisa menetapkan dengan tugas kapan semestinya pengawasan itu dijalankan. terkadang, pengawasan yang dijadwal tidak efisien dalam menemukan suatu kesalahan, dan seblaiknya yang dilakukan secara mendadak terkadang malah lebih berguna.
Dispatching (Perintah pelaksanaan), adalah pengawasan yang berupa suatu perintah pelaksanaan pada pekerjaan yang bertujuan suatu pekerjaan itu bisa selesai tepat waktu. dengan perintah seperti ini pelaksanaan suatu pekerjaan bisa terhindar dari kondisi yang terkatung katung, jadi pada akhirnya bisa diidentifikasikan siapa yang telah berbuat kesalahan
Follow Up (tindak lanjut) apabila pemimpin menemukan kesalahan maka seharusnya pemimpin tersebut mancari solusi atas permasalahan itu. dengan memberi peringatan pada pekerja yang dengan sengaja ataupun tidak sengaja berbuat kesalahan dan memberikan petunjuk supaya kesalahan yang sama tak terulang lagi.
Suatu bentuk pengawasan yang bagus seharusnya susai dengan kebutuhan dan sifat dari perusahaan. jadi faktor faktor serta tata perusahaan dimana sebuah pengawasan dilakukan perlu diperhatikan. suatu pengawasan yang baikk harus dilakukan dengan ekonomis jika dilihat dari biaya, bisa menjamin ada aktivitas perbaikan. maka dari itu perlu disiapkan suatu langkah sebelum pengawasan dilaksanakan seperti tata pola dan rencana perusahaan.
Motivasi dalam manajemen
Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara perilaku manusia., dan merupakan suatu proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan. Seorang karyawan mungkin menjalankan pekerjaan yang dibebankan kepadanya dengan baik, mungkin pula tidak. Maka dari itu hal tersebut merupakan salah satu tugas dari seorang pimpinan untuk bias memberikan motivasi (dorongan0kepada bawahannya agar bias bekerja sesuai dengan arahan yang diberikan.
Content Theory
Content theory berkaitan dengan beberapa nama seperti Maslow, Mc, Gregor, Herzberg, Atkinson dan McCelland.
Soal motivasi ini telah lama menarik perhatian sarjana-sarjana psikologi. Hal ini karena tiap tindakan yang kita tampilkan berhubungan dengan motivasi. Ahli-ahli psikologi lebih-lebih psikologi pendidikan berusaha menyelidiki motivasi untuk diterapkan dalam bidang pendidikan. Dengan penggunaan motivasi di dalam pendidikan dan pengajaran akan dapat diharapkan hasil-hasil yang memuaskan. Ada kalanya kecakapan nyata (achievement) seseorang berbeda dengan kecakapan (ability). Artinya seseorang bukan tidak bisa mengerjakan sesuatu, tetapi ketidak-bisaan itu disebabkan kemauannya tidak begitu banyak terhadap pekerjaan itu. Hal yang sama pun dapat terjadi karena minat tidak begitu banyak. Kejadian diatas dapat pula dirumuskan bukan kecakapan yang kurang tetapi karena kekurangan motivasi. Motif-motif yang kurang kuat maka dorongannya, kemauannya tidak kuat sehingga hasil pekerjaan (kecakapan nyata) tidak sesuai dengan kecakapannya. Melihat hal diatas ini maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu merupakan suatu tenagan (dorongan, alasan kemauan) dari dalam yang menyebabkan kita berbuat/bertindak yang mana tindakan itu diarahkan kepada tujuan tertentu yang hendak dicapai.
Jadi motif tidak lain dari kehendak, sedang motivation berarti penimbulan motive atau hal menjadi motive. Woodworth berkata : “A motive is a set predisposes the individual of certain activities and for seeking certain goals.” Suatu motive adalah suatu set yang dapat individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Webster’s : motive leads to action – sesuatu yang mendorong untuk berbuat. Sedang Frandsen berpendapat bahwa motives as internal condition arouse sustain, direct and determine the intensity of learning effort and also define the set satisfying or unsatisfying consequences of goal.
Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa motif merupakan alasan untuk bertindak dalam mencapai tujuan tertentu. Suatu motive mempunyai tujuan yang menjadi arah suatu kegiatan yang bermotive. Jika kita lapar (motive) maka makanan adalah incentive. Incentive dan motive adalah aspek-aspek dari suatu proses yang sama.
Seseorang tidak berminat melakukan sesuatu berarti motif yang mendorong tidak kuat, sehingga prestasi kecakapan nyata (achievement) tidak sesuai dengan kecakapan (ability). Kita berbuat sesuatu karena adanya motif tertentu yang bekerja dalam diri dalam mencapai tujuan. Jadi dalam segala perbuatan terdapat disatu pihak daya yang mendorong dan dilain pihak tujuan yang dicapai. Tujuan yang akan dicapai itu merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi. Dalam memenuhi kebutuhan itu ada yang relatif sukar atau tak terpenuhi sama sekali, sehingga terjadi suatu ketegangan. Dan setiap individu tidak pernah menginginkan ketegangan, tetapi selamanya berusaha keras mencapai tujuan agar ketegangan-ketegangan jangan timbul. Dalam diri individu terjadi aktivitas tertentu dan tidak ada sesuatu aktivitas yang tidak bermotif.
Jadi motif merupakan dinamika dalam diri individu, merupakan pendorong, sehingga dengan demikian motif merupakan faktor penting dalam kehidupan termasuk dalam pendidikan dan pengajaran. Kekurangan motif dapat diatasi dengan memberikan motif. Soal motif dan motivasi merupakan dua hal yang tak dapat dipisahkan namun dapat dibedakan, karena motivasi merupakan penjelmaan akan berhasilnya motif. Hilgard berkata, bahwa motivasi adalah suatu keadaan dalam individu yang menyebabkan seseorang melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan yang tertentu. (A general term characterizing the needs drives, aspirations, purposes of the organism as these initiate or regulated need satisfying or goal seeking behaviour). Frederick J. Mc. Donald juga mengemukakan motivation is an energy change within the person characterized by effective arausa and anticipatory goal reaction.
Dari perumusan diatas dapat pula kita sebut (a) bahwa motivasi dapat timbul dari orang lain untuk ditujukan pada orang lain (guru ke murid), (b) bahwa motivasipun dapat timbul dalam diri sendiri untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.
Individu mempunyai kecenderungan yang azasi untuk menghubungkan diri dengan lingkungan melalui cara-cara tertentu. Jika individu menemukan suatu obyek maka individu tadi menaruh minat terhadap obyek. Minat ini adalah suatu motif yang menyebabkan individu itu berhubungan secara aktif dengan barang yang menariknya. Kita menaruh minat terhadap sesuatu karena benda itu berguna, memenuhi kebutuhan-kebutuhan organik dan pelepasan diri dari bahaya. Terhadap segala sesuatu yang ada hubungannya dengan kebutuhan, terdapat minat yang menyebabkan kita menunjukkan suatu sikap. Minat dan kelakuan berhubungan erat, malahan dapat dikatakan bahwa semua kelakuan ditentukan minat. Atas dasar itu dapat kita katakana bahwa minat adalah suatu sikap subyek terhadap obyek atas dasar adanya kebutuhan dan kemungkinan terpenuhinya kemungkinan itu. Secara psikologik minat dapat dibedakan atas a) Minat aktual adalah minat yang berlaku pada obyek yang ada pada suatu saat dan ruangan yang konkrit.
Minat aktual ini disebut perhatian yang merupakan dasar bagi proses belajar, b) Minat disposisional atau arah minat, yang dasarnya pembawaan (disposisi) dan menjadi ciri sikap hidup seseorang. Minat bukan sesuatu hal yang sejak lahir telah tertutup, bukan sesuatu hal yang keseluruhan yang tak dapat berubah. Sesuai dengan umur maka minat pun berubah dalam bentuk dan isi. Oleh karena itu tiap-tiap tingkatan umur mempunyai minat masing-masing. Minat dapat dibangkitkan dan dipelihara. Hendaknya guru membangkitkan minat anak terhadap segala sesuatu yang baik, nilai-nilai kebudayaan, disamping menyesuaikan pengajaran dengan minat. Karena minat menjadi pangkal pengajaran, maka guru hendaknya mengembangkan. Perlu pula disadari bahwa minat tidak hanya terbatas pada kebutuhan biologis, tetapi juga cultural.
Untuk memabangkitkan perhatian hendaknya diperhatikan faktor subyektif, umpama obyek baru, intensitas, ulangan. Perhatian mempunyai nilai bagi pembentukan kehendak. Pemusatan perhatian membutuhkan pengekangan kemauan diri sendiri. Untuk memelihara perhatian hendaknya guru bertindak positif dan negatif. Belajar dan motivasi berhubungan karena tiap-tiap kegiatan belajar dipengaruhi atau didahului oleh motivasi yang timbul dari individu atau pengaruh dari luar individu. Timbul pertanyaan : apakah tujuan dari kegiatan manusia? Untuk memuaskan kebutuhan. Dan kebutuhan ini merupakan motif. Karena ragam motif itu sangat banyak, maka kita hanya mengemukakan beberapa bentuk-bentuk motif sebagai berikut (1) Organic needs, yaitu motif yang didasarkan atas sesuatu kebutuhan manusia umpama rasa lapar dan haus; (2) Emergency motive yaitu motif yang didasarkan karena dorongan darurat, misalnya melarikan diri dari bahaya; (3) Objective motive yaitu motif yang diarahkan untuk berhubungan secara effektif dengan keadaan atau orang dalam suatu lingkungan.
Selain pembagian di atas, B. Burton membagi (1) Motif intrinsik suatu motif yang timbul dari dalam diri untuk berbuat sesuatu. Dalam hal ini ada hubungan tindakan dan tujuan, bersifat fungsional dan organik; (2) Motif ekstrinsik, suatu motif yang timbulnya datang dari luar. Ada peristiwa diluar individu yang mempengaruhi individu. Sehubungan dengan motif ekstrinsik ini ada motif sosial yang timbul dalam interaksi dengan lingkungan. Motif ini mendorong berbuat dalam mencapai tujuan yang digariskan dirinya maupun yang digariskan lingkungan sosial; karena itu perlulah petugas di lapangan pendidikan memahami seluk beluk motif dan motivasi. Dengan pemahaman motif dan motivasi akan memberi kemungkinan memperbesa hasil belajar, sebab tidak jarang kemacetan belajar justru karena kekurangan motivasi. Dengan demikian pendidik dapat berusaha menimbulkan motif yang mendorong anak didik untuk lebih giat belajar dan bekerja.
Teori Hierarki Kebutuhan, menurut maslow didalam diri setiap manusia ada lima jenjang kebutuhan, yaitu:
faali (fisiologis)
Keamanan, keselamatan dan perlindungan
Sosial, kasih saying, rasa dimiliki
Penghargaan, rasa hormat internal seperti harga diri, prestasi
Aktualisasi-diri, dorongan untuk menjadi apa yang mampu ia menjadi.
Jadi jika seorang pimpinan ingin memotivasi seseorang, menurut maslow, pimpinan perlu memahami sedang berada pada anak tangga manakah bawahan dan memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan itu atau kebutuhan dia atas tingkat itu.
2.Teori X dan Y , teori yang dikemukakan oleh Douglas McGregor yang menyatakan bahwa dua pandangan yang jelas berbeda mengenai manusia, pada dasarnya satu negative (teori X) yang mengandaikan bahwa kebutuhan order rendah mendominasi individu, dan yang lain positif (teori Y) bahwa kebutuhan order tinggi mendominasi individu.
3. Teori Motivasi – Higiene, dikemukakan oleh psikolog Frederick Herzberg, yang mengembangkan teori kepuasan yang disebut teori dua faktor tentang motivasi. Dua factor itu dinamakan factor yang membuat orang merasa tidak puas atau factor-faktor motvator iklim baik atau ekstrinsik-intrinsik tergantung dari orang yang membahas teori tersebut. Faktor-faktor dari rangkaian ini disebut pemuas atau motivator yang meliputi:
Prestasi (achievement)
Pengakuan (recognition)
Tanggung Jawab (responsibility)
Kemajuan (advancement)
Pekerjaan itu sendiri ( the work itself)
Kemungkinan berkembang (the possibility of growth)
4. Teori kebutuhan McClelland, teori ini memfokuskan pada tiga kebutuhan
Prestasi (achievement)
Kekuasaan (power)
Afiliasi (pertalian)
5. Teori Harapan – Victor Vroom, teori ini beragumen bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu dan pada daya tarik dari keluaran tersebut bagi individu tersebut. Teori pengharapan mengatakan seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan menghantar kesuatu penilaian kinerja yang baik, suatu penilaian yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasional, seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi dan ganjaran itu akan memuaskan tujuan pribadi karyawan tersebut.
6. Teori Keadilan, teori motivasi ini didasarkan pada asumsi bahwa orang-orang dimotivasi oleh keinginan untuk diperlakukan secara adil dalam pekerjaan, individu bekerja untuk mendapat tukaran imbalan dari organisasi
7. Reinforcement theory, Teori ini tidak menggunakan konsep suatu motive atau proses motivasi. Sebaliknya teori ini menjelaskan bagaimana konsekuensi perilaku dimasa yang lalu mempengaruhi tindakan dimasa yang akan dating dalam proses pembelajaran.
Berbagai pandangan tentang motivasi dalam organisasi
1. Model Tradisional, alat motivasi ini didasarkan atas anggapan bahwa para pekerja sebenarnya adalah pemalas dan bisa didorong hanya dengan imbalan keuangan.
2. Model sumber Daya Manusia, para ahli berpendapat bahwa para karyawan sebenernya mempunyai motivasi yang sangat beranweka ragam, bukan hanya motivasi karen auang ataupun keinginan akan kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan emmpunyai artidalam bekerja. Mereka berpendpat bahwa sebagian besar individu sudah mempunyai dorongan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik, dan tidak selalu para karyawan memandang pekerjaan sebagai sesuatu hal yang tidak menyenagkan.
Jenis-jenis Motivasi
Motivasi positif dan motivasi negatif, motivasi positif adalah proses untuk mencoba mempengaruhi orang lain agar menjalankan sesuatu yang kita inginkan dengan cara memberikan kemungkinan untuk mendapatkan hadiah. Motivasi negatif adalah proses untuk mempengaruhi seseorang agar mau melakukan sesuatu yang kita inginkan tetapi teknik dasar yang digunakan adalah lewat kekuatan ketakutan.
Bukti yang paling dasar terhadap keberhasilan suatu bentuk motivasi adalah hasil yang diperoleh dari pelaksanaan suatu pekerjaan.